Akhirnya sampai juga di mahathah (Terminal) game’, mahathah game’ ke flatku tidak jauh, malahan dekat sekali, tetapi aku tidak langsung menuju flatku, aku harus membeli bahan untuk memasak, karena pada hari ini aku kebagian jadwal masak. Aku pun membeli kentang satu setengah kilo di pedagang sayuran, setelah itu aku langsung pulang, ingin rasanya cepat beristirahat untuk menghela nafas. Hari ini seperti biasa memasak kentang spesial buatanku, murah dan juga terjangkau harganya, walaupun murah tetapi aku harus memasaknya secara profesional.
Masak adalah pekerjaan yang menjengkelkan, pernyataan ini yang sering timbul dalam benakku ketika aku baru ke Mesir, mungkin pernyataan itu keluar karena pada saat itu aku belum bisa memasak, jadi kurang pede ketika masakan aku dimakan oleh orang lain. lambat laun akhirnya aku pun mulai suka dengan masak, dan berujung setiap kali aku masak disertai dengan senyuman dan rasa tidak menjengkelkan, hamdulillah.
Aku dan teman-teman makan barsama-sama, kami menggunakan piring yang besar, kami satu flat berpenghuni tujuh orang, tetapi ketika itu satu orang tidak bergabung dengan kami, entah ke mana, mungkin masih di kuliah. Di saat kami hendak menyantap makanan yang sudah ada di depan mata kami, tiba-tiba saja pintu flat kami di ketuk, ternyata yang mengetuk itu adalah anggota rumah kami yang belum bergabung, sebut saja namanya Gus Asrory, beliau adalah seniorku yang sangat aku teladani sekali, dan menurutku beliau adalah orang lembut hatinya, seperti pernyataan Naora kepada Fahri.
Kami mengajaknya untuk makan bersama, tetapi entah mengapa beliau tidak mau bergabung dengan kami, alasannya sih beliau sudah kenyang sekali, lagipula beliau baru saja pulang dari kuliah, sehingga beliau hanya duduk sambil beristirahat sejanak untuk meregangkan otot dan juga menghilangkan panas di badan.
Selesailah sudah kami menyantap semua makanan yang telah tersedia, akupun kembali ke kamarku, aku langsung membuka yahoo mesengger yang pada waktu itu memang komputerku sudah diaktifkan sedaritadi, tiba-tiba saja ada offline yang menyantak hatiku sebagai penghuni flat ini. Ternyata nanti malam ada shalat ghaib dan tahlil bersama di flatku, aku kaget bukan kepalang, karena aku baru tau, dan sudah pasti bertanya-tanya siapa yang telah berpulang ke rahmatNya Allah SWT.
Aku bertanya kepada orang yang memberi ku offline tersebut,
adz_dzikriii: mas siapa yang meninggal?
adz_dzikriii: ko saya ga tau ya mas?
afif_boy85 : looh…, ko serumah belum tau?
adz_dzikriii: satu rumah? Maksudnya?
afif_boy85: masya Allah adiiiiiiii, coba ente tanya Ilan?
adz_dzikriii: wahh mas langsung aja deh, pean aja yang jawab
afif_boy85: gus asrory adi, ayahnya meninggal dunia
mendengar itu kepalaku pusing, badanku pun terasa lemas sekali, aku tidak mempercayai hal itu terjadi, kenapa saya tidak diberi kabar dulu olehnya, bahkan orang seflatku saja tidak tahu, anggota seflat kami yaitu Rubie dan Gus Ilan saja baru mengetahuinya tadi, dan mereka langsung memberi tahukan kepada semua teman-teman untuk shalat ghaib dan tahlilan bersama.
Aku kaget sekali, karena memang aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada saat itu, selain itu sebelum-sebelumnya, kami becanda dan ketawa bersama dengannya seperti biasa, bukan hanya itu, ternyata peristiwa ini sudah terjadi sejak tadi malam, dan beliau menutupi kesedihannya tanpa diketahui oleh teman-temanku seflat, tidak ada rasa sedih dan bahkan tidak menunjukkan jika beliau sedang tertimpa musibah, sehingga aku merasa khilaf dengannya, karena tadi sewaktu kami makan bersama-sama, aku becanda dengannya agar suasana tidak kaku, dan teman-temanku yang lain juga ikut becanda.
Sungguh aku salut dengannya, ia mampu bersabar dan tabah, mungkin aku tidak tahu bagaimana jika seandainya aku seperti itu, mungkin aku tidak setabah dan sesabar beliau. Walaupun ada kejadian seperti ini, beliau tetap tersenyum, bahkan tak sesekali ia tertawa. Masya Allah, aku jadi bisa mengambil ibrah dengan hal ini, bahwa sabar adalah tanpa batas, bagaimana pun sulitnya dan susahnya kita rasakan di dunia ini, haruslah bersabar dan jangan sampai keluar dari koridor sabar.
Terima kasih, ku sampaikan untuk Gus Asrory yang sudah membuat hati bekuku bisa sedikit-dikit mencair, aku sadar, bahwa semuanya adalah hanya sementara, tidak ada manusia di dunia ini yang akan hidup selamanya, semua akan meninggal, merasakan bagaimana kematian itu, kita akan terbungkus dengan kain kaffan yang berwarna putih, kemudian di masukkan ke dalam liang lahat, setalah itu kita di tinggalkan sendirian di alam barzah.
Mari yuk bersama-sama kita selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan mempersiapkan bekal untuk perjalanan yang sangat jauh, kita harus mencari bekal yang sebanyak-banyaknya di dunia ini, dengan sholat, zakat, puasa dan lain-lain. agar di pertengahan jalan kita tidak kehausan ataupun kelaparan, sehingga selamat sampai tujuan, ke jannah firdausNya, amin. Wallahu ‘Alam.
1 komentar:
sabar, seperti halnya ikhlas adalah kata sifat yang tak bisa dipisahkan. Bagai mata uang! Ingat janji Allah untuk orang-orang yang sabar, surga!
Satu pertanyaan lagi ya, dan jangan tersinggung, please. kenapa memasak menjadi pekerjaan yang menjengkelkan? padahal itu tugas kan mulia.
Sepertinya itu akan menjadi menyenangkan kalau aurora memasak menggunakan bumbu sabar dan juga ikhlas. Coba saja, saya siap kok menjadi orang pertama yang mencicipi, hehehe....
Posting Komentar