.::Selamat Datang di Situs Kami , Semoga Website Kami ini Memberikan Pencerahan kepada Sahabat-Sahabat Mengenai Agama Kita yang Tercinta, Selamat Menikmati Hidangan Kami, dan Mohon Doanya ya Agar wAbsite Kami Tetap Eksis!! Amin::.

Kamis, 29 Januari 2009

Selamat Datang Wahai Libur Musim Dingin “Aku akan Memanfaatkanmu”

“Wah… liburan sudah Tiba”, begitulah seonggok kegembiraan yang terbersit di dalam hatiku, ketika aku baru saja menyelesaikan ujian terakhirku di Universitas yang sangat ku banggakan atas kewibaannya, yaitu Universitas Al-Azhar Cairo. Ujian terakhirku ini adalah mata kuliah ilmu Tauhid. Yang ku fikir, aku akan menemukan kesulitan pada ujian mata kuliah yang satu ini. Bagaimana tidak sulit, jika godaan dan rayuan untuk segara libur setelah selesai ujian selalu saja menghantui setiap belajarku. Namun masa depan dan Sang Bidadariku yang sedang menunggu jauh di sana lah yang membuatku untuk bangkit dalam lamunan dan ketidaksadaranku agar aku selali meningkatkan belajarku, itulah yang membuat hatiku terus bersemangat bagaikan api yang berkobar-kobar untuk menggapai cita-cita tertinggiku, yaitu menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.


Sebuah senyuman merona di kedua bibirku ketika aku baru saja keluar dari ujian terakhirku ini, “Ujian yang sempurna” banggaku dalam hati. Ujian yang terakhir ini aku lewati dengan senyuman dan kesyukuran tiada henti, walaupun aku belum mengetahui hasilnya, namun aku yakin Allah SWT. akan memberikan hak kepada orang yang mau bekerja keras dan berusaha, sehingga ku kuatkan dan ku tancapkan dalam setiap doa dan linangan air mataku untuk selalu bertawakal kepadaNya. Hanya Beliaulah yang sanggup merubah segala sesuatu yang mustahil menjadi ada. Engkau sungguh dan sungguh Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Dua bulan lebih ke depan aku akan menjejaki libur musim dingin yang cukup panjang ini, berbagai rencana dan rangkaian kegiatan telah ku susun rapih untuk mengisi liburanku, mulai dari mengikuti les hingga ikut aktif berkecimpung di dalam dunia keorganisasian. Bagi kebanyakan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al-Azhar, kesempatakan liburan ini dijadikan mereka sebagai bahan melatih diri untuk selalu berkarya demi masa depannya dan kehidupannya. Begitupun dengan aku, seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja, namun aku mempunyai cita-cita yang cukup luar biasa (Rahasia yah cita-citanya hehehe!!!). sehingga kesempatan liburpun aku gunakan semaksimal mungkin untuk menggapai cita-citaku yang luar biasa itu.

Angin semilir sepoi-sepoi, seakan-akan ingin mengajakku dan meninabobokanku untuk terlelap dalam kekantukan, namun kukuatkan mata ini untuk terus memandangi setiap sudut kota Kairo yang indah dan juga menarik hatiku. Di atas buslah aku menikmati kebesaran dan kehebatan ciptaan Allah SWT. yang sungguh luar biasa dahsyatnya itu. Aku naik bus Tiga Jim (Nama bus) jurusan Kuliah Banat (Universitas Al-Azhar khusus wanita), karena bus delapan puluh coret (Nama bus) jurusan Hayy ‘Asyir (Nama daerah tempat tinggalku) yang sering ku tumpangi tak kunjung tiba, akhirnya aku memutuskan untuk menaiki bus Tiga Jim.

Terasa pusing sekali kepalaku, seperti ada segerombolan burung yang sedang berkeliling-liling di atas kepalaku. Bagaimana tidak pusing, jika aku baru saja menyelesaikan ujian terakhirku, apalagi perut ku yang sudah mulai bersuara dan berdemo agar segera ditransfer makanan, ditambah dengan bus Tiga Jim yang ku tumpangi agak tidak layak untuk menjadi bus angkutan umum. Namun aku tetap bersyukur dengan segala nikmatNya yang ku rasakan saat ini, nikmat yang sungguh hebat dan tak terhingga, terima kasih Allah.

Sesampainya di Kuliah Banat, aku langsung menaiki El-Tramco (Sejenis Koasi) jurusan Hayy ‘Asyir agar aku segera sampai ke flatku yang sejuk dan damai itu. Aku ingin segera sampai di flatku agar aku dapat membaringkan tubuhku yang sudah hampir satu bulan ini aku banyak mengambil hak-hak tubuhku ini untuk bergelut dengan diktat-diktat Doktor dan ujian-ujian yang menegangkan sekaligus mengasyikkan.


Akhirnya aku sampai juga di flatku, aku benar-benar merebahkan tubuhku di tempat tidur pemberian dari seniorku, ku terlelap sekali dalam bunga-bunga mimpi, dan ku tatap hari esok dengan semangat yang tinggi dan menggebu-gebu agar aku sukses di Negri Kinanah, Negri para Nabi, dan Negri yang pernah ku injak tanahnya ini. Yuk!!!, kita tatap masa depan dengan penuh optimisme dan kebijaksanaan untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan menjadi hamba Allah SWT. yang sebenar-benarnya hamba. (www.nuraurora.co.nr)


Selasa, 06 Januari 2009

Gadis Pengemis yang Tergeletak di Tepi Jalan

Awan sudah mulai berwarna orange di sebelah barat kota Kairo, matahari pun rupanya ingin beristirahat sejenak setelah terbit hampir dua belas jam penuh. Indahnya kota Kairo ku nikmati di dalam bus delapan puluh coret, setelah sepulangnya kuliah dan bimbingan belajar. Ku hirup udara kota Kairo di tengah hiruk pikuknya kendaraan yang lalu lalang. Dan ku keluarkan lagi nafasku dengan pelan-pelan, terasa nikmatnya nafas gratisan ini yang diberiakan oleh Allah kepadaku.

Bus delapan puluh coret pun berlari dengan sekuat tenaga, saling berkejaran dengan mobil-mobil yang lainnya. Kemudian hatiku berdzikir mengumandangan Asma Allah yang dapat menenangkan hatiku dan otakku yang sudah ku gunakan dan ku peras untuk mempelajari ilmu Allah yang begitu luasnya. Lega rasanya Islam lah agamaku, seandainya ku terlahirkan bukan dikalangan umat Islam, apakah aku akan menemukan Islam dalam kehidupan yang sangat cepat ini. Hanya HidayahMu lah ya Allah yang sangat dinanti-nantikan oleh umat seluruh dunia.

Gedung-gedung menjulang tinggi ditambah lagi dengan arsitektur yang yahud, membuat hatiku bergumam, ya Allah ciptaanMu sungguh mengagumkan, membuat ku semakin cinta kepadaMu. Namun dibalik gedung-gedung tersebut, membuat hatiku miris melihatnya. Ternyata dibalik gedung-gedung tinggi itu masih banyak orang yang tidak memiliki rumah, mereka tidur dimanapun ia singgah, dan tak peduli dengan dinginnya malam hari dan panasnya terik matahari pada siang hari, yang mereka pedulikan adalah bagaimana menyambung hidup untuk esok hari, namun di dalam sakunya sudah tidak ada sepeserpun untuk membeli makanan.

Ketika bus delapan puluh coret yang ku tumpangi sudah sampai di daerah Maqram ‘Abid, aku melihat dari jauh ada krumunan di samping toko computer yang bertingkat, tadinya aku tidak mengetahui krumunan apa itu karena posisiku dengan tempat kejadian masih cukup jauh, namun setelah busku semakin mendekat ke krumunan itu, aku melihat sesosok gadis pengemis yang tergeletak ditepi jalan, gadis itu berusaha dibangunkan oleh seorang ibu setengah baya yang memiliki bayi dipangkuannya dan seorang anak kecil yang berpenampilan kumel. Namun anehnya, banyak orang yang melihat kejadian itu tetapi tidak ada seorang pun yang membantunya dan bahkan terkesan tidak memperdulikannya.

Hatiku menangis dan menjerit, kenapa ia tidak ditolong, ia butuh bantuan, apakah karena ia rakyat kecil yang sehari-harinya bekerja sebagai pengemis sehingga tidak ada satupun orang yang menolongnya. Padahal kejadian itu bukan di daerah yang miskin, tetapi di Kairo, kota yang katanya metropolitan. Sehingga aku pun bergumam “Ah… seginikah kejamnya dunia ini, sehingga orang itu dibiarkan saja”.

Disini, di kota kairo, perbedaan antara si kaya dengan si miskin sangat mencolok sekali, bahkan aku tak habis pikir dengan kajadian yang baru saja ku lihat. Seandainya ia diperhatikan saja, mungkin ia akan mempunyai tempat tinggal, dan juga kesehatan yang layak, namun apa yang ku lihat sekarang, seoarang gadis pengemis yang tak sadarkan diri ditengah gedung-gedung yang tinggi menjulang. Hari ini membuat hatiku gemetar, dan berdoa “Ya Allah, semoga gadis pengemis itu baik-baik saja”.
Template by - Abdul Munir - 2008