Awan sudah mulai berwarna orange di sebelah barat kota Kairo, matahari pun rupanya ingin beristirahat sejenak setelah terbit hampir dua belas jam penuh. Indahnya kota Kairo ku nikmati di dalam bus delapan puluh coret, setelah sepulangnya kuliah dan bimbingan belajar. Ku hirup udara kota Kairo di tengah hiruk pikuknya kendaraan yang lalu lalang. Dan ku keluarkan lagi nafasku dengan pelan-pelan, terasa nikmatnya nafas gratisan ini yang diberiakan oleh Allah kepadaku.
Bus delapan puluh coret pun berlari dengan sekuat tenaga, saling berkejaran dengan mobil-mobil yang lainnya. Kemudian hatiku berdzikir mengumandangan Asma Allah yang dapat menenangkan hatiku dan otakku yang sudah ku gunakan dan ku peras untuk mempelajari ilmu Allah yang begitu luasnya. Lega rasanya Islam lah agamaku, seandainya ku terlahirkan bukan dikalangan umat Islam, apakah aku akan menemukan Islam dalam kehidupan yang sangat cepat ini. Hanya HidayahMu lah ya Allah yang sangat dinanti-nantikan oleh umat seluruh dunia.
Gedung-gedung menjulang tinggi ditambah lagi dengan arsitektur yang yahud, membuat hatiku bergumam, ya Allah ciptaanMu sungguh mengagumkan, membuat ku semakin cinta kepadaMu. Namun dibalik gedung-gedung tersebut, membuat hatiku miris melihatnya. Ternyata dibalik gedung-gedung tinggi itu masih banyak orang yang tidak memiliki rumah, mereka tidur dimanapun ia singgah, dan tak peduli dengan dinginnya malam hari dan panasnya terik matahari pada siang hari, yang mereka pedulikan adalah bagaimana menyambung hidup untuk esok hari, namun di dalam sakunya sudah tidak ada sepeserpun untuk membeli makanan.
Ketika bus delapan puluh coret yang ku tumpangi sudah sampai di daerah Maqram ‘Abid, aku melihat dari jauh ada krumunan di samping toko computer yang bertingkat, tadinya aku tidak mengetahui krumunan apa itu karena posisiku dengan tempat kejadian masih cukup jauh, namun setelah busku semakin mendekat ke krumunan itu, aku melihat sesosok gadis pengemis yang tergeletak ditepi jalan, gadis itu berusaha dibangunkan oleh seorang ibu setengah baya yang memiliki bayi dipangkuannya dan seorang anak kecil yang berpenampilan kumel. Namun anehnya, banyak orang yang melihat kejadian itu tetapi tidak ada seorang pun yang membantunya dan bahkan terkesan tidak memperdulikannya.
Hatiku menangis dan menjerit, kenapa ia tidak ditolong, ia butuh bantuan, apakah karena ia rakyat kecil yang sehari-harinya bekerja sebagai pengemis sehingga tidak ada satupun orang yang menolongnya. Padahal kejadian itu bukan di daerah yang miskin, tetapi di Kairo, kota yang katanya metropolitan. Sehingga aku pun bergumam “Ah… seginikah kejamnya dunia ini, sehingga orang itu dibiarkan saja”.
Disini, di kota kairo, perbedaan antara si kaya dengan si miskin sangat mencolok sekali, bahkan aku tak habis pikir dengan kajadian yang baru saja ku lihat. Seandainya ia diperhatikan saja, mungkin ia akan mempunyai tempat tinggal, dan juga kesehatan yang layak, namun apa yang ku lihat sekarang, seoarang gadis pengemis yang tak sadarkan diri ditengah gedung-gedung yang tinggi menjulang. Hari ini membuat hatiku gemetar, dan berdoa “Ya Allah, semoga gadis pengemis itu baik-baik saja”.
Selasa, 06 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar