.::Selamat Datang di Situs Kami , Semoga Website Kami ini Memberikan Pencerahan kepada Sahabat-Sahabat Mengenai Agama Kita yang Tercinta, Selamat Menikmati Hidangan Kami, dan Mohon Doanya ya Agar wAbsite Kami Tetap Eksis!! Amin::.

Selasa, 25 November 2008

Titipan yang Sungguh Menakjubkan dari Bidadariku

Tibalah hari yang kutunggu-tunggu informasi tentang titipan dari sang bidadariku yang jauh disana (Indonesia). Titipan yang entah ku tak tahu apa isinya, tetapi yang ku tahu hanyalah pengirimnya yang selama ini ku kagumi keindahannya. Keindahan yang diberikan oleh Allah SWT. kepadanya adalah salah satu kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT. kepadanya, dan kepada orang yang melihatnya. “Sungguh indahnya ciptaanMu ya Allah”. Info itu menyentakan hatiku yang sedang melamun terbang tinggi ke awan mengarungi samudra harapan dan mimpi untuk masa depan.


Info tentang titipan yang dapat diambil hari ini di Katameya, yang letaknya cukup jauh dari rumahku yang berada di Nasr City. Jika ditempuh dengan kendaraan dapat memakan waktu kurang lebih satu jam. Sejauh apapun dan selama apapun akan ku jalani dan ku tempuh untuk menyambut titipan dari sang pujaan hati. Dengan penuh harap ku azzamkan dalam hati, “Aku harus mengambil titipan itu yang sungguh istimewa bagiku”.


Namun hari ini aku kuliah, dan kebetulan juga disaat informasi itu datang aku berada di bus delapan puluh coret untuk pergi ke kuliah, sehingga aku memutuskan untuk kuliah dahulu kemudian setelah itu aku langsung berangkat ke Katameya. Sebuah senyuman berkembang dari kedua bibirku dan melayanglah angan-anganku tentang titipan apakah yang diberikan oleh bidadariku. Dengan penuh perasaan yang penasaran ku lantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an untuk meneruskan hafalanku.


Sesudahnya kuliah, aku langsung bersemangat dalam melangkahkan kaki ku menuju ke Katameya. Kebetulan dari kampusku Katameya lebih dekat dari pada jarak antara rumahku ke Katameya yang harus mampir dulu ke Mahathah ‘Asyir, akhirnya aku memutuskan untuk langsung ke Katameya melalui jalur Saidah Aisyah. Setelah ke Mahathah Saidah Aisyah aku langsung mengarah ke Katameya dengan menaiki Mobil El-Tramco.


Setengah jam aku dalam perjalanan, melihat indahnya ciptaan Allah SWT. yang begitu menakjubkan, kesenian Allah SWT. yang sungguh Maha Dahsyat, sehingga aku terpana akan keindahan itu. Padang pasir yang berbukit-bukit di tambah lagi pohon-pohon yang rindah dan jarang membuat suasana lebih akrab dimataku. Setengah jam perjalanan pun tak terasa, hingga sampailah di Mahathah Mahmudiyyah Katameya.


Setelah sampai aku langsung pergi ke rumah temanku yang jarak antara Mahathah Mahmudiyyah dengan rumahnya tidaklah jauh, jika ditempuh dengan berjalan kaki. Ku berjalan dengan nafas yang kembang kempis karena rasa penasaran yang membuncah dihatiku. Perasaan itu selalu bertanya dan bertanya, titipan apakah yang diberikan oleh bidadariku untukku. Semoga titipan itu menjadi motivasiku untuk semangat dalam mencari ilmunya Allah SWT. yang sungguh-sungguh Maha luas sekali.


Sesampainya dirumah temanku dan temanku pun langsung memberikan titipan itu kepadaku. Dengan hati gemetar dan lidahpun kaku untuk mengucapkan seutas kata pun. Tiba-tiba nafasku berhenti sejenak dan ku hirup udara dalam-dalam untuk menghilangkan rasa gemeterku. Sejurus kemudian aku buka titipan itu yang dibungkus oleh kertas kado yang sungguh rapih bentuknya. Kotak kecil yang kira-kira berukuran 10x10 Cm. setelah ku melihat barang yang ada di dalam titipan itu dan tiba-tiba saja air mata di kedua kelopak mataku mengalir dengan riangnya. Dengan hati yang bercampur antara haru dan bahagia, ku langsung ungkapan rasa syukurku kepada Allah SWT. yang telah memberikan calon istriku yang begitu hebatnya berkorban untukku.


Sebuah handphone dan secarik surat berbentuk bahtera yang berada dibalik kado titipan dari bidadariku. Handphone baru yang sudah lama ku inginkan untuk mengganti handphone ku yang zadul (Zaman Dulu) ini, dan secarik surat yang menggugah perasaan ku yang setiap katanya begitu indah dan membuat rona wajahku memerah. Lalu tiba-tiba bergumamlah dalam hatiku “Ya Allah, hari ini ku sangat bahagia sekali, engkau telah memberikan kenikmatanmu yang lain, lalu nikmat yang manakah yang harus aku dustakan, Al-Hamdulillah ya Allah”.


Ku hembuskan nafasku dan ku tancapkan tekadku untuk menuju masa depan, masa depan yang lebih indah dari hari ini, yaitu masa depan bersamanya. Bersama bidadari dan sekaligus tunanganku yang saat ini sedang menunggu kepulanganku untuk membuktikan bahwa aku layak menjadi imamnya, yang akan bersama-sama menuju syurga yang dijanjikan oleh Allah SWT.


Terima kasih ku sampaikan kepada bidadariku dan sekaligus tunanganku yang sudah kurasakan betapa hebatnya cintamu dan pengorbananmu sehingga air mata ketulusan dan keikhlasanku pun menetes dengan sendirinya dari kelenjar air mataku. Kau tak akan menyesal untuk mencintaiku, dan kubuktikan bahwa aku adalah yang terbaik untukmu.


By: Orang yang Mengagumimu

Rabu, 19 November 2008

Kisahku yang Mengecewakan dengan Pemilik Toko

Sudah sepuluh hari ini komputerku tidak menyalah, sehingga terbengkalailah tugas-tugas ku untuk menulis. Sepuluh hari terakhir ini aku meminjam komputer temanku untuk sekedar menulis artikel dan membaca berita dunia. Entah mengapa setelah pulang dari Indonesia, komputerku tidak aktif, setelah diteliti apa yang rusak oleh sahabat-sahabatku, lalu sahabat-sahabatku menyuruh untuk menukarmother board-nya, kebetulan motherboard yang aku beli ada garansinya selama tiga tahun.


Tanpa berfikir panjang aku pun membawa motherboard yang rusak itu ke Sarog Mall, tempat aku membeli motherboard. Sesampainya di sana, aku langsung berkata kepada pemilik tokonya, bahwa motherboardnya sudah rusak. Pemilik toko langsung memeriksa motherboardku yang rusak itu dengan teliti, apakah ada cacat atau tidak, karena garansi dapat berlaku untuk kerusakan yang diakibatkan oleh alat itu sendiri, bukan kerusakan akibat kesalahan pemiliknya, oleh karena itu jika ada cacat, maka garansinya tidak berlaku.


Setelah sekian lama diteliti oleh pemilik toko itu, ternyata motherboardku tidak ada cacat sama sekali, sehingga garansinya pun berlaku. Pemilik toko itu menyarankan aku untuk pergi ke Mesir Heliopolis, disana tempat pembuatan motherboardku yang bermerek MSI. Pemilik toko tidak bertanggung jawab atas kerusakan ini, dikarenakan motherboardku sudah dua tahun ditanganku. Pemilik toko mau bertanggung jawab jika motherboard itu masih berumur satu tahun, oleh karena itu setelah satu tahun maka garansi dipegang sepenuhnya oleh perusahaan yang membuat motherboard itu.


Tetapi aku tidak mengetahui dimana letak perusahaan itu berada, jangankan letak perusahaannya, lokasi Mesir Heliopolis saja aku belum mengetahuinya. Maka ku sampaikanlah kepada pemilik toko itu bahwa aku tidak mengetahui lokasi yang dimaksud. Akhirnya pemilik toko mau membantuku untuk menyerahkan motherboard itu, tetapi aku harus menunggu selama tujuh hari untuk sampainya motherboard itu ketanganku. Akhirnya aku pun setuju dengan sebuah kesepakatan, yaitu motherboard itu ditangani oleh pemilik toko tetapi dalam jangan waktu tujuh hari baru bisa diambil.


Tujuh hari ku tunggu-tunggu, akhirnya sampailah tujuh hari kemudian. Dengan semangatnya aku pergi ke Sarog Mall dengan sahabatku dan sekaligus seniorku untuk mengambil motherboard ku. Sesampainya disana aku sangat kecewa sekali, karena pemilik toko tidak menepati janjinya, entah apa yang ada dibenakku saat itu, yang hanya adalah kekecewaan yang menyelimuti diri. Dengan gampangnya pemilik toko itu berkata bahwa besok baru dapat diambil. Akhirnya kekecewaan itu bisa ku tutupi dengan senyuman dan tentunya juga kesabaran.


Keesokan harinya, disaat aku berangkat dengan sahabatku, ada sebuah benak keragu-raguan, bahwa akan ada pengunduran pengambilan motherboardku itu. Aku teringat mitos yang beredar dikalangan masyarakat Indonesia yang berada di Mesir, bahwa orang Mesir memaknai ‘besok’ itu bukan satu hari, tapi bisa dua hari lagi, tiga hari lagi atau bahkan bisa tujuh hari lagi. Inilah perasaan yang selalu bergoyang-goyang difikiranku, ketika aku akan berangkat ke Sarog Mall.


Akhirnya tibalah aku dan sahabatku di toko yang kami tuju, sejurus kemudian aku menyerahkan kuitansi yang aku bawa sebagai tanda bukti untuk mengambil motherboardku yang rusak. Diambilnya kertas itu oleh pemilik toko, kemudian pemilik toko diam sejenak, lalu dengan nada hati-hati ia berkata bahwa belum dapat diambil sekarang, insya Allah besok atau besok lusa baru bisa diambil. Mendengar perkataan pemilik toko itu sontak aku langsung lemas, lemas karena segala perasaan terkumpul menjadi satu, mulai dari lelahnya perjalanan dari rumahku ke Sarog Mall karena sarag mall berada di dalam daerah, sehingga aku menempuhnya dengan berjalan kaki setelah naik angkutan umum, hingga kekecewaan yang membuncah dihatiku. Maka benarlah mitos yang beredar dikalangan masyarakat Indonesia yang tinggal di Mesir.


Beginikah orang Mesir jika berjanji, anehnya yang berjanji itu pembisnis, entah sudah adat ataukah hanya tergantung orangnya, kebanyakan orang Mesir sulit untuk menepati janji dengan pasti. Bagi mereka janji adalah biasa, dengan pengunduran janji segala janji yang telah disepakati hilang tanpa bekas begitu saja. Apakah pemilik toko tidak mengetahui bagaimana kecewanya aku, dan bagaimana ia telah membohongi aku.


Begitulah kisahku dengan pemilik toko, tulisan ini bukanlah bertujuan untuk menggunjing pemilik toko itu, tetapi disini kita bisa mengambil dua pelajaran. Yang pertama kita akan belajar tentang mengkaji perasaan. Jika saya diingkari janji dengan orang lain dan sudah tentu kekecewaan yang timbul maka aku tidak akan mengingkari janji lagi, jika aku mengingkari janji lagi maka kekecewaan yang sama akan timbul dibenak hati orang yang kuingkari janjinya, inilah yang disebut dengan mengkaji perasaan. Kemudian yang kedua, betapa pentingnya menepati janji, dengan menepati janji kita bisa terhindar dari dusta, dan dengan menepati janji pula lah yang akan mempermudahkan hubungan sosial kita, yang akan berefek dalam segala hal bidang yang berkaitan dengan sosial dan bisnis.

Jumat, 14 November 2008

Perjalananku yang Menakjubkan Menuju Kampus

Dipagi yang cerah aku bergegas untuk pergi ke kampus tepat waktu, memang kali ini aku agak terburu-buru, namun aku yakin kali ini aku akan mendapatkan ilmu dan pelajaran yang banyak di kampusku tercinta Universitas Al-Azhar, aku mencintai Al-Azhar sama seperti seorang laki-laki yang kagum dengan wanita, “Wah... alangkah indahnya dunia ini” tiba-tiba saja terlintas difikiranku perkataan seperti itu.


Aku keluar dari pintu flatku dengan seonggok senyuman yang merona diwajahku, senyuman masa depan dan senyuman tanda syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan kenikmatan yang begitu banyak kepadaku “Hamdulillah wa syukru lillah”. Ku uluk salam kepada keluargaku (teman-temanku yang sudah aku anggap sebagai keluarga) tanda permintaan doaku kepadanya, agar hari ini Allah SWT. benar-benar meridho’i perjalananku dalam menuntut ilmu-Nya yang begitu luas, “Bismillahir rohmanir rohim”.


‘Delapan Puluh Coret’ sebutan mobil bus yang akan kutumpangi pergi ke kampus, nama yang aneh, namun mobil bus ini sangat penting bagi kebanyakan mahasiswa Indonesia yang tinggal di Nasr City. Selain itu ada satu lagi mobil bus yang tidak kalah menterengnya dibandingkan delapan puluh coret, yaitu mobil bus ‘Enam Puluh Lima Kuning’, bus yang satu ini sebenarnya tidaklah layak untuk ditumpangi oleh orang banyak karena hampir semua fasilitas mobil bus ini rusak, namun apa boleh dikata jika keadaannya begitu, hajar terus demi menggapai cita-cita.


Akhirnya mobil yang kutunggu-tunggu datang juga, sekitar setengah jam aku menunggu mobil bus ini, “Wah...penuh sekali mobilnya” gumamku dalam hati. Tapi dengan tekad yang bulat aku memberanikan diri untuk bergelantungan dipintu belakang mobil, penat rasanya tanganku dan ditambah lagi dengan hawa dingin yang merasuk pori-poriku, namun aku yakin inilah perjuanganku untuk mencari ilmu, dan aku yakin Allah SWT. Melihatku dan ini akan menjadi doa agar Allah SWT. Selalu memberikan kemudahan dan yang terbaik bagi study ku di Mesir ini.


Seiring banyaknya penumpang yang turun akhirnya aku bisa masuk juga ke dalam mobil bus, namun masih agak sesak. Bagaimana tidak sesak, jika di samping kananku, di samping kiriku, di depanku dan di belakangku terdapat orang yang berdesakkan, namun hamdulillah aku masih bisa menghirup udara tanda kenikmatan Allah yang Maha Agung.


Pada saat itu aku melihat ada seorang pria yang sedang berdiri di sebelah kiri ku, dari raut wajahnya aku mengenalnya bahwa orang itu berasal dari Asia Tenggara, namun aku masih bingung apakah ia orang Indonesia, Malaysia ataukah Singapura. Tapi aku lebih condong kalau ia adalah orang Indonesia, jika dilihat dari segi pakaian.


Aku terus memperhatikan pria ini, dengan sekejap aku tertegun dan terpana disaat aku sadar bahwa ia terkantuk berat, matanya sendu. Tiba-tiba tubuhnya hampir jatuh, namun ia masih bisa menahan keseimbangan tubuh, kejadian itu sampai tiga kali berturut-turut terjadi, dan hebatnya lagi ia berdiri dengan mata yang terpejam, “Subhanallah, muliakanlah orang ini ya Allah, ia menuntut ilmu dengan sedemikian rupa”.


Aku tidak menganggapnya ini adalah sebuah hiburan, namun bagi orang lain yang satu bus denganku, mereka tertawa seperti bahagia melihat pemandangan yang terkesan humor itu. Disisi lain aku dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini. Menurutku peristiwa ini sangat penuh dengan pesan bagi para penuntut ilmu.


Aku yakin pria itu belajar dengan sekuat tenaga sehingga terkantuk begitu berat yang menjadikan ia tidur dengan posisi berdiri. Cuaca yang dingin, kondisi yang tidak stabil dan lain-lainnya yang ada di Mesir, namun tak membuat ia gentar, ia kuliah dengan langkah tegap, dan menyongsong masa depan dengan cerah. Walaupun setumpuk batu yang mengganjal di bola matanya yang seakan-akan mengajaknya untuk tidur. Walaupun dengan kantuk yang tak tertahankan ia masih bisa kuliah dengan penuh semangat. Oleh karena itu janganlah kalah dengan pria ini, sebagai penuntut ilmu jangankan kantuk, ombak saja diterjang bila perlu. Karena kita mengetahui bahwa hukum menuntut ilmu adalah wajib.


Terima kasih sahabat, denganmu aku mendapatkan ilmu yang banyak, ini adalah perjalananku menuju kampus yang menakjubkan. Syukurku, ku panjatkan kepada Allah SWT., karena di dalam perjalanan saja banyak ilmu yang aku ambil jika aku mau memikirkannya, apalagi jika aku belajar dan terus belajar, mungkin berapa banyak ilmu yang aku terima setiap harinya. Terima kasih ya Allah.
Template by - Abdul Munir - 2008