Dipagi yang cerah aku bergegas untuk pergi ke kampus tepat waktu, memang kali ini aku agak terburu-buru, namun aku yakin kali ini aku akan mendapatkan ilmu dan pelajaran yang banyak di kampusku tercinta Universitas Al-Azhar, aku mencintai Al-Azhar sama seperti seorang laki-laki yang kagum dengan wanita, “Wah... alangkah indahnya dunia ini” tiba-tiba saja terlintas difikiranku perkataan seperti itu.
Aku keluar dari pintu flatku dengan seonggok senyuman yang merona diwajahku, senyuman masa depan dan senyuman tanda syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan kenikmatan yang begitu banyak kepadaku “Hamdulillah wa syukru lillah”. Ku uluk salam kepada keluargaku (teman-temanku yang sudah aku anggap sebagai keluarga) tanda permintaan doaku kepadanya, agar hari ini Allah SWT. benar-benar meridho’i perjalananku dalam menuntut ilmu-Nya yang begitu luas, “Bismillahir rohmanir rohim”.
‘Delapan Puluh Coret’ sebutan mobil bus yang akan kutumpangi pergi ke kampus, nama yang aneh, namun mobil bus ini sangat penting bagi kebanyakan mahasiswa Indonesia yang tinggal di Nasr City. Selain itu ada satu lagi mobil bus yang tidak kalah menterengnya dibandingkan delapan puluh coret, yaitu mobil bus ‘Enam Puluh Lima Kuning’, bus yang satu ini sebenarnya tidaklah layak untuk ditumpangi oleh orang banyak karena hampir semua fasilitas mobil bus ini rusak, namun apa boleh dikata jika keadaannya begitu, hajar terus demi menggapai cita-cita.
Akhirnya mobil yang kutunggu-tunggu datang juga, sekitar setengah jam aku menunggu mobil bus ini, “Wah...penuh sekali mobilnya” gumamku dalam hati. Tapi dengan tekad yang bulat aku memberanikan diri untuk bergelantungan dipintu belakang mobil, penat rasanya tanganku dan ditambah lagi dengan hawa dingin yang merasuk pori-poriku, namun aku yakin inilah perjuanganku untuk mencari ilmu, dan aku yakin Allah SWT. Melihatku dan ini akan menjadi doa agar Allah SWT. Selalu memberikan kemudahan dan yang terbaik bagi study ku di Mesir ini.
Seiring banyaknya penumpang yang turun akhirnya aku bisa masuk juga ke dalam mobil bus, namun masih agak sesak. Bagaimana tidak sesak, jika di samping kananku, di samping kiriku, di depanku dan di belakangku terdapat orang yang berdesakkan, namun hamdulillah aku masih bisa menghirup udara tanda kenikmatan Allah yang Maha Agung.
Pada saat itu aku melihat ada seorang pria yang sedang berdiri di sebelah kiri ku, dari raut wajahnya aku mengenalnya bahwa orang itu berasal dari Asia Tenggara, namun aku masih bingung apakah ia orang Indonesia, Malaysia ataukah Singapura. Tapi aku lebih condong kalau ia adalah orang Indonesia, jika dilihat dari segi pakaian.
Aku terus memperhatikan pria ini, dengan sekejap aku tertegun dan terpana disaat aku sadar bahwa ia terkantuk berat, matanya sendu. Tiba-tiba tubuhnya hampir jatuh, namun ia masih bisa menahan keseimbangan tubuh, kejadian itu sampai tiga kali berturut-turut terjadi, dan hebatnya lagi ia berdiri dengan mata yang terpejam, “Subhanallah, muliakanlah orang ini ya Allah, ia menuntut ilmu dengan sedemikian rupa”.
Aku tidak menganggapnya ini adalah sebuah hiburan, namun bagi orang lain yang satu bus denganku, mereka tertawa seperti bahagia melihat pemandangan yang terkesan humor itu. Disisi lain aku dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini. Menurutku peristiwa ini sangat penuh dengan pesan bagi para penuntut ilmu.
Aku yakin pria itu belajar dengan sekuat tenaga sehingga terkantuk begitu berat yang menjadikan ia tidur dengan posisi berdiri. Cuaca yang dingin, kondisi yang tidak stabil dan lain-lainnya yang ada di Mesir, namun tak membuat ia gentar, ia kuliah dengan langkah tegap, dan menyongsong masa depan dengan cerah. Walaupun setumpuk batu yang mengganjal di bola matanya yang seakan-akan mengajaknya untuk tidur. Walaupun dengan kantuk yang tak tertahankan ia masih bisa kuliah dengan penuh semangat. Oleh karena itu janganlah kalah dengan pria ini, sebagai penuntut ilmu jangankan kantuk, ombak saja diterjang bila perlu. Karena kita mengetahui bahwa hukum menuntut ilmu adalah wajib.
Terima kasih sahabat, denganmu aku mendapatkan ilmu yang banyak, ini adalah perjalananku menuju kampus yang menakjubkan. Syukurku, ku panjatkan kepada Allah SWT., karena di dalam perjalanan saja banyak ilmu yang aku ambil jika aku mau memikirkannya, apalagi jika aku belajar dan terus belajar, mungkin berapa banyak ilmu yang aku terima setiap harinya. Terima kasih ya Allah.
Jumat, 14 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar