.::Selamat Datang di Situs Kami , Semoga Website Kami ini Memberikan Pencerahan kepada Sahabat-Sahabat Mengenai Agama Kita yang Tercinta, Selamat Menikmati Hidangan Kami, dan Mohon Doanya ya Agar wAbsite Kami Tetap Eksis!! Amin::.

Kamis, 05 Juni 2008

Lokakarya Sebagai Awal Pembaharuan Masisir

Mungkin wacana pembaharuan di kalangan pelajar dan mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir (sering disebut MASISIR) sedang gencar-gencarnya, yaitu pembaharuan dalam bidang pendidikan. Wacana ini semakin mencuat dan menunjukkan taringnya untuk terrealisasikan ketika menjadi butir-butir pembaharuan yang diharapkan dari sebagian besar MASISIR. Hal ini ditandai dengan kedatangan Duta Besar Republik Indonesia yang di Mesir, yaitu Muhammad Fachir Ahmad, yang dikenal sebagai pak Dubes yang sangat tegas dan lebih memfokuskan MASISIR dalam bidang akedemik.

Sejak adanya pak Dubes yang baru ini, membuat gebrakan-gebrakan baru, gebarakan yang sangat menyentuh adalah ketika pak Dubes membuat kebijakan bahwa KBRI akan menyuluhkan bantuan-bantuannya kepada organisasi yang hanya acaranya konsent dalam bidang keilmuan dan keilmiahan, sedangkan organisasi yang hanya mengadakan event-event yang bersifat hiburan, maka tidak ada sama sekali bantuan dari KBRI, hal ini berbeda sekali dengan sebelum kedatangan pak Dubes ini, semuanya akan diberi bantuan, tidak memandang ini bersifat keilmuan ataupun tidak.


Gebarakan pembaharuan ini pun semakin nyata, ketika pak Dubes membuat acara lokakarya, yang acaranya berisikan konfrensi untuk mendapatkan solusi-solusi dari berbagai masalah yang timbul dikalangan MASISIR, bukan hanya itu gebrakannya, pak Dubes pun mengundang berbagai tokoh-tokoh masyarakat yang berada di Indonesia tentunya, seperti Mentri Agama, ketua NU, ketua Muhammadiyah, salah satu ketua ICMI, anggota DPR, para gubernur dari berbagai daerah dan tokoh-tokoh masyarakat yang lainnya, baik dalam bidang politik maupun sosial kemasyarakatan.


Mengadakan acara ini guna meningkatkan prestasi mahasiswa Indonesia yang berada di timur tengah, lebih khusus lagi yang berada di Mesir. Akhirnya acara ini pun terlaksana pada tanggal 12 sampai 13 April 2008, yang berlokasi di Azhar Confrention Center (ACC), dari konfrensi inilah akan menghasilkan butir-butir kebijakan, yang tentunya bukan untuk mengkambinghitamkan MASISIR, tetapi memberikan berbagai solusi, demi meningkatkan prestasi MASISIR.


Acara konfrensi itu memang dilakukan secara tertutup, tetapi konfrensi ini diikuti oleh para tokoh indonesia dan tentunya para tokoh dari Universitas al-Azhar tentunya, hingga rektor Azhar, yaitu Syeikh Thantowi pun memberikan apresiasi penuh atas terselenggaranya acara ini. Sehingga pertemuan ini pun menjadi ajang untuk mengeratkan kembali hubungan diplomatik antara Mesir dan Indonesia, yang akhir-akhir ini sedang ada masalah walaupun hanya sedikit. Sehingga acara inipun di manfaatkan untuk mengakhiri masalah-masalah hal itu, yang tentunya berkaitan sekali dengan kemahasiswaan dan keal-azharan.


Acara ini pun berakhir tanggal 13, dengan diakhiri dialog umum bersama seluruh mahasiswa indonesia, yang berlokasi di ACC, sekaligus pengumuman hasil dari Lokakarya, sebagai awal mula sosialisasi kepada para mahasiswa.


AAC yang berlokasi di Rob’ah, berkapasitas sekitar 1200 bangku, dan hampir semuanya terisi, dikarenakan peserta membludak maka peserta yang terlambat tidak diizinkan untuk mengikuti dialog itu, bersema para tokoh yang tak asing lagi tentunya diperhelatan berita di Indonesia, seperti mentri agama RI, ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi, ketua PBMuhamadiyyah Prof. DR Din Syamsuddin, MA., salah satu ketua ICMI, DR. Marwah Daud, dan yang terakhir, DR. Irwan, yang merupakan anggota DPR dari fraksi PKS.


Mereka berdialog dengan MASISIR dengan gaya yang berbeda-beda sesuai dengan jobnya masing-masing, bukan hanya gaya bahasa tentunya, tetapi juga apa yang disampaikan sesuai dengan bidangnya masing-masing.


Misalnya saja, KH. Hasyim Muzadi, penyampaian beliau seperti biasanya yang penuh dengan humor dan canda, tetapi tentunya tidak asal humor dan canda, tetapi memiliki makna sendiri dan sudah pasti berbobot, inilah ciri khas Kiyai-kiyai NU, yang menyampaikan dengan penuh senyuman dan kocak, walaupun dilevel acara yang resmi sekalipun, ini dibuktikan pada acara kali ini, yang seharusnya resmi. Beliau menyampaikan perkataan yang sangat penting menurut penulis “Ilmu bisa berbahaya jika akhlaknya rusak”


Kemudian Prof. DR. Din Syamsuddin dengan gaya yang khasnya, yaitu kata-katanya ilmiah dan juga berwibawa, dan akhirnya beliau pun menyampaikan beberapa kalimat yang penting “Umat Islam janganlah menjadi maf’ul bih, yang hanya bisa sebagai alat atau sasaran jika ada sebuah kesalahan dan kerusakan, tetapi hendaklah menjadi fa’il yang bisa menjadi solusi dari berbagai problem”


Akhirnya acara inipun berakhir dari sekian lama, dimulai dari jam setengah sembilan malam, sampai setengah dua belas. Karena banyaknya mahasiswa indonesia yang mendapatkan pesan dan nasehat dari kelima tokoh tersebut, maka kepulangannya ke rumah masing-masing membawa kesemangatan yang baru untuk masa depan yang cerah, ini semua tentunya untuk bangsa tercinta kita, yaitu Indonesia.

Tidak ada komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008